Kamis, 03 Juni 2010

SENDU

Malam ini tiada terasa begitu sendu
Penuh dengan senyuman yang mungkin menyisakan kalbu
Aku seolah masih mengingat kemarin
Ketika aku menginjakan kaki ditempat itu
Banyak suka maupun duka
Yang betul-betul terlukis
Dalam sulbi
Dinding-dinding dan ubin-ubin itu menjadi saksi
AkaN perjalan cinta sang nabi
Peluh
Keluh dan sesal
Selalu saja menjadi lantunan irama
Mengahntar perjalanannya
Tubuhnya terkadang harus menjadi budak
Dalam setiap detik ia selalu berharap
Tirisan air mata berlinang
Mengcup pipinya
Mengingat untaian-untaian kata saat ia telelap
Anakku kau adalah cita-citaku
Kau adalah harapan ku
Kata-kata itulah yang terngiang dalm fikirnya
Jujur kusadari semua itu
Meski engkau menyembunyikan pilu
Memberi senyuman meski pahit rasanya
Kau selalu tawa dalam keheningan hati yang sakit
Mengganti tawa bunda dalam sosok keceriaanmu
Terkadang membuat semua bahagia
Karena kau sosok bunda yang terbaik
Dari paras hingga keseluruh jiwamu
Kaulah detik yang sempurna
Menjadi penuntun bunda
Mata bathin dari pekatnya bunda
Engkau seperti mawar yang mewangikan taman
Meski begitu bayak deduri yang tertancap di tubuhmu
Kau selalu melahirkan kebahagiaan
Terkadang…….
Membat jiwaku bergetar
Menangis tapi tak bisa meneteskankan air mata
Desahan tutur jiwaku
Ingin bersabda dalam keagungan insan
Kau adalah malaikat
Dari setiap tuturmu adalah karunia
Yang membawa senyuman
Disetiap sudut remang
Pedihnya nestapa hatimu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar