Senin, 31 Mei 2010

PUISI: DARI MATA TURUN KE HATI

A. Refleksi
Yaitu penyair mencoaba mengingat kembali atau menelusuri kembali proses awal dimana sebelum sang penyair meniti awal karir hingga menjadi seorang penyair.

B. Aktualisasi
Proses menjadi penyair atau sastrawan, sama sekali bukanlah faktor gen atau lingkungan keluarga, juga bukan faktor pendidikan (formal) yang diterima, melainkan lebih pada faktor lingkungan pergaulan dan usaha.
Bagi penyair atau sastrawan puisi adalah seatu misteri, yang indah. Pertama-tama ia tertangkap oleh pandangan, oleh mata lalu turun ke hati, dan menjelma sendiri menjadi puisi; entah anda harus menyimpan ataupun menjelmakan, ia tetaplah puisi, setidaknya bagi diri anda sendiri.
KH.Zainal Arifin Thoha, mengingatkan bahwa puisi hati, takkan mungkin lahir, jika tanpa refleksi (pemikiran) dan kontemplasi (perenungan).

C. Sosialisasi
Ibarat pohon: refleksi adalah akar, aktualisasi merupakan pohon, dan sosialisi adalah buahnya. Tatkala anda bersuara, pastilah anda menginginkan apa yang anda suarakan itu didengarkan oleh siapa yang anda tuju atau yang anda ingnkan. Dan tatkalah menulis puisi, adakalanya puisi itu ingn anda nikmati sendiri, dan tidak menginginkan orang lain mengetahui. Sebab barangkali, puisi tersebut menyangkut dengan hal-hal yang paling pribadi. Semacam aurat atau rahasia, yang hanya boleh diketahui anda sendiri. Bahkan anda menginginkan, Tuhan pun tak mengetahui. Namun pada sisi lain, anda mengingikan puisi itu dimuat oleh media massa dan dibaca oleh sebanyak-banyaknya orang, sehingga orang lain memahami apa yang anda ingin sampaikan, dan pihak media memberikan honor yang sesuai.
Sosialisasi menjadi penting, sebab dengan begitusemangat anda untuk meningkatkan vitalitas dan produktifitas diri menjadi mungkin. Sebab tidak sedikit, mareka yang berangkat jadi penyair, namun karya-karyanya tak satupun dimuat oleh media massa, ia menjadi pasrah dan putus asa, atau malahan banting stir dan memutuskan diri untuk menekuni bidang bidang lain.
Dalam konteks sosilisasi ini diperlukan kerendahan hati ; untuk berdialog dan mengkritisi diri. Anda bisa melakukannya dengan banyak membaca karya-karya yang sudah diakui kualitasnya. Atau bisa pula anda mendatangi penyair yang sudah anda ketahui kualitas, lalu anda meminta komentar, kritik dan bimbingannya.sosialisasi pun ternyata membutuhkan upaya ekstra; sebagaimana hati ingin diterima oleh hati, dalam masalah cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar